Ciyus VS Serius




            Kata “Ciyus” sudah tidak lagi terdengar asing ditelinga kita saat ini, apalagi ketika kita bertemu dengan segerombolan anak-anak remaja. Kata yang dalam bahasa Indonesia berarti serius ini, merupakan salah satu kosa kata dalam kamus bahasa alay yang sedang booming seperti sekarang. Bagi sebagian remaja, bahasa alay lebih sering mereka gunakan dalam kehidupan sehari-sehari, contohnya dalam berkomunikasi dengan teman mereka baik secara langsung maupun lewat sms. Mereka beranggapan bahwa penggunaan bahasa alay itu adalah salah satu alasan agar tidak terlihat kuper atau bahkan ketingganan zaman didepan teman sebayanya. Bahasa alay tidak hanya kita jumpai di kehidupan nyata, tapi berbagai media jejaring sosial pun terserang virus tersebut. Entah berawal dari mana dan dari siapa, bahasa alay selalu menjadi andalan bagi kaum remaja. Banyak sekali kosa kata bahasa alay yang bisa dipelajari, bahkan beberapa orang pun sengaja membuat kamus bahasa alay di blog mereka.
            Definisi dari bahasa itu sendiri adalah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat orang lain (Walija, 1996:4). Dan alay itu sendiri adalah sebuah fenomena yang sedang terjadi saat ini di berbagai negara, termasuk Indonesia. Alay yang kepanjangan dari anak layangan atau anak lebay ini lebih merajuk ke penampilan dan gaya bahasa (Wikipedia). Penggunaan bahasa alay dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi virus jahat terhadap kemajuan bahasa Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus bisa menjunjung tinggi bahasa kita. Seperti apa yang sudah diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 84 tahun silam, yang berisi “ Kami putra-putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra-putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra-putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Ya, bahasa Indonesia merupakan salah satu alat pemersatu budaya Indonesia yang berbeda-beda.
            Bahasa alay selain merusak tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar, juga merusak generasi penerus bangsa. Mereka para remaja yang kapasitas memakai bahasa alay lebih sering dibanding bahasa Indonesia akan mengalami kesulitan. Kesulitan dalam menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan, seperti pemahaman dalam pelajaran ataupun sastra mungkin dan nilai yang jeblok untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar juga sangat bermanfaat bagi mereka para mahasiswa mahasiswi dalam mengerjakan tugas akhir mereka, seperti skripsi. Tidak banyak dari mereka yang terlihat acak-acakan dalam penggunaan bahasa Indonesia, dari segi penggunaan EYD, tanda baca bahkan dalam penyambungan kata. Ini adalah salah satu contoh kecil bagaimana generasi penerus tidak benar-benar mengaplikasikan apa yang sudah tercantum dalam Sumpah Pemuda.
            Ada sisi positif dan negatife dalam penggunaan bahasa alay, positifnya remaja bisa menjadi pribadi kreatif yang bisa mengembangkan satu kosa kata bahasa Indonesia menjadi berbagai jenis kata, sedangkan dampak negatifnya mereka jadi kesulitan dalam memahami dan mempelajari Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaaan bahasa alay yang kini tengah mengalahkan bahasa Indonesia harus lebih  diminimalisir. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus lebih bisa menjunjung bahasa Indonesia daripada bahasa alay. Karena apa yang sudah tertulis dalam Sumpah Pemuda harus benar-benar di aplikasikan. Dan bagi para orang tua juga harus lebih memperhatikan anak-anaknya dalam pergaulan sehari-hari agar tidak mudah terserang virus bahasa alay.
            
Sumber : CintaAyank


0 komentar:

Posting Komentar